RINGKASAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA.
I. PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) Orde Satu Derajat Satu.
1. PD yang bisa dipisah peubahnya dan Reduksi ke bentuk tersebut.
1.1. PD yang dapat dipisah peubahnya.
Bentuk Umum : M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0 dengan M (x,y) dan N (x,y)
bisa difaktorkan atas faktor-faktor yang memuat x saja dan/atau y saja.
Sehingga :
Dan penyelesaian PD :
1.2. PD Homogeen.
Cirinya : M (x,y) dan N (x,y) homogeen dengan derajat yang sama.
Penyelesaiannya : substitusi y = ux ;
maka dy = u dx + x du
Selanjutnya PD bisa dipisah peubahnya.
1.3. M dan N adalah linear, tetapi tidak homogeen
Jadi PD yang berbentuk :
M dx + N dy = 0 menjadi (a1 x +b1 y +c1) dx + (a2 x +b2 y +c2 )dy = 0
Penyelesaian :
( i ) Apabila
maka substitusi
Selanjutnya PD menjadi :
P (x,t) dx + Q (x,t) dt = 0 yang dapat dipisah peubahnya
( ii) Apabila
maka selesaikan dulu sistem persamaan :
a1x + b1y + c1 = 0
a2x + b2y + c2 = 0
didapat akar : x = h dan y = k.
Kemudian substitusi :
x = u + h, maka dx = du
y = v + k, maka dy = dv
Selanjutnya PD menjadi PD Homogeen
1.4. M berbentuk y f (xy) dan N berbentuk x g (xy)
PD : M dx + N dy = 0 menjadi y f (xy) dx + x g (xy) dy = 0
Dengan substitusi z = xy, maka
PD akan menjadi : P(x,z) + Q(x,z) = 0 ; yang bisa dipisah peubahnya
2. PD EKSAK dan reduksi ke bentuk tersebut.
2.1. PD Eksak : M dx + N dy = 0 dengan ciri :
PD bisa ditulis sebagai : d µ = M dx + N dy = 0, dengan
Kedua µ ini identik; selanjutnya bisa dicari k(x) atau k(y).
Kemudian didapat µ
Penyelesaian PD : µ = C
2.2. Dengan mengalikan faktor integrasi F
PD yang tidak eksak menjadi Eksak.
PD : M dx + N dy = 0 tidak eksak
dan PD : MF dx + FN dy =0 menjadi eksak.
(i) Apabila
maka :
(ii) Apabila
maka :
2.3. Apabila
maka :
2.4. Apabila
maka
2.5. Apabila
Dan PD : F (M dx + N dy) = 0 menjadi Eksak.
3. PD LINEAR ORDE SATU dan Reduksi ke bentuk tersebut.
3.1. Bentuk PD Linear Orde Satu :
Mempunyai Penyelesaian :
3.2. PD Bernoulli
Bentuk dari PD Bernoulli :
Bentuk tersebut bisa diubsh menjsdi :
:: Selanjutnya dengan substitusi : didapat :
PD akan menjadi :
yang merupakan PD Linear Orde Satu
II. PD ORDE SATU DERAJAT TINGGI
2.1. PD Orde Satu Derajat Tinggi dengan bentuk;
(i) Apabila PD bisa menyelesaikan p,
PD bisa difaktorkan menjadi
berarti
Sehingga penyelesaian PD :
(ii) Apabila PD bisa menyelesaikan y, berarti
apabila diturunkan terhadap x didapat
didapat penyelesaian
Selanjutnya p dieliminasi dari
Atau : Nyatakan x dan y dalam parameter p
(iii) Apabila PD bisa menyelesaikan x, berarti
Bila diturunkan terhadap y didapat
didapat penyelesaian :
Selanjutnya p di eliminasi dari
Atau : Nyatakan x dan y dalam parameter p
2.2. PD LAGRANGE
Bentuk PD Lagrange :
Turunkan PD Lagrange terhadap x
Penyelesaian PD ini
Didapat penyelesaiannya.
2.3. PD CLAIRAUT
Bentuk PD Clairaut
Penyelesaian PD ini dengan cara mengganti “p” pada PD Clairaut dengan “C”.
Sehingga penyelesaiannya :
III. PD LINEAR ORDE TINGGI dengan KOEFISIEN KONSTAN.
3.1. Bentuk umum PD Linear Orde Tinggi dengan koefisien konstan :
Operator D :
Beberapa sifat dan contoh penggunaan operator D :
Jadi PD Linear Orde Tinggi dengan koefisien konstan, bila dinyatakan dalam operator D menjadi
3.2. PD Linear Homogeen dengan koefisien konstan
Bentuk :
Selanjutnya F (D) = 0 disebut Persamaan Karakteristik.
Beberapa kemungkinan bentuk dari akar karakteristik.
(i) :
(ii) :
dengan m = m1
(iii) : (iv) : Bentuk ke (iv) ini boleh ditulis dalam bentuk lain seperti berikut 3.3. PD Linear Tidak Homogeen dengan koefisien konstan Bentuk : Penyelesaian PD Linear Tidak Homogeen ini mempunyai dua buah penyelesaian, yaitu dan sehingga didapat Penyeleasaian PD Linear (Tidak Homogeen) : Penyelesaian homogeen telah dibahas. Ada beberapa cara untuk mendapatkan Penyelesaian Partyikular. 1. Mereduksi orde. (i). Merupakan penyelesaian berturutan dari PD Linear Orde Satu. (ii). Dijadikan Pecahan parsial. 2. Metode Variasi Parameter . Untuk mencari penyelesaian partikular, dibentuk Fungsi L, yaitu dengan jalan mengganti C pada penyelesaian homogeen dengan L(beserta indeksnya) . Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (i). Cari (ii). Ganti C pada langkah pertama dengan L sebagai fungsi x (sertakan indeksnya); sebut ini sebagai fungsi L. (iii). Turunkan fungsi L tersebut sampai sebanyak orde dari PD (jadi sampai turunan ke-n) (iv). Pada setiap turunan, jadikan semua suku yang mengandung L’ dengan 0, kecuali turunan terakhir (turunan ke-n) samakan dengan Q. (v). Dari langkah ke-1v didapat n buah persamaan dengan n buah fungsi, yaitu L1′, l2′, …. , Ln’ (vi). Dari langkah ke v didapat L1, L2, …. , Ln. (vii). Masukkan harga-harga L1, L2, …. , Ln ke dalam fungsi L pada langkah ke-2. Inilah yang dicari. 3. Metode koefisien Tak Tentu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : (i) Dimisalkan dengan koefisien tak tentu : A, B. C, dan seterusnya seperti penjelasan dibawah ini. (ii). Masukkan penyelesaian partikular ini pada langkah pertama ke dalam F (D) y (iii). F (D) y pada langkah ke- ii ini identik dengan Q (iv). Akan didapat A, B, C, dan seterusnya. (v). Masukkan langkah ke-iv ini ke langkah pertama. Inilah yang dicari. Ada beberapa cara dalam menentukan koefisien tak tentu A, B, C, ….. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Apabila suku dari Q sebut u , juga suku dari penyel. hom yang berasal dari akar karakteristik m yang kembar s . maka suku dari penyel. partikularnya menjadi x pangkat s kali u plus …… (8) Apabila suku dari Q adalah x pangkat r kali u (u adalah suku dari penyel. hom yang berasal dari akar karakteristik m yang kembar s , maka suku dari penyel. partikular menjadi x pangkat (r + s) kali u plus …… 4. Metode Singkat. Untuk bentuk-bentuk khusus dari Q bisa penyel. partikular dengan metode yang singkat. (1). (2). (3). (4). (5). (6). (7). Apabila Q = cos ax atau Q = sin ax , penyelesaiannya adalah berturut-turut Bagian Real atau Bagian Imaginair dari : (8). Apabila Q adalah polinomial, atau (9). (10). IV. PD LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL. ( PD Cauchy dan PD Legendre) 4.1. PD CAUCHY Bentuk : Penyelesaian : dengan substitusi maka PD akan menjadi : 4.2. PD LEGENDRE Bentuk : Penyelesaian : dengan substitusi PD akan menjadi :
Sdr. Tamurin yang baik,
Sebetulnya sudah saya coba untuk menyelesaikannya. Tetapi ada kendala dalam mengintegralkan. Pengin tahu dimana letak kegagalan dalam penyelesaian? Saya tunggu respon anda.
Paulhars.
By: paulusharsono on November 3, 2009
at 3:13 am